Rabu, 28 Maret 2018

Manfaat Bekerja Sama Dalam Sebuah Team

Nama saya Azzam Heranur dari kelas 4IA07. Saya akan berbagi pengalaman saya semasa saya masih menjadi anggota LabTI (Laboratorium Teknik Informatika, 2017-2018). Tetapi sebelum itu saya akan menceritakan sedikit tentang diri saya.

Saya anak satu satunya dalam keluarga saya. Saya tumbuh dengan baik di keluarga yg notabene mengenal agama islam dengan kental. Dari kecil saya bersekolah di SD, SMP dan SMA Muhammadiyah 01 Cileungsi. Ya, selama 12 tahun saya menuntut ilmu ditempat yang sama, itu menjadikan saya juga dekat dengan agama islam. Singkat cerita, saat saya masuk SMA, saya menjadi orang yang lebih banyak diam ketimbang berbicara dengan orang disekitar. Kenapa? Karna cara berbicaranya agak berbeda dengan orang lain dan membuat saya terkadang terbata bata dalam berbicara. Karena itu saya tidak mempunyai banyak teman saat SMA. Kemudian saat masuk diperkuliahan, saya masih tetap menjadi orang sama, pendiam dan tidak pandai bergaul. Sampai pada saat saya kenal dengan teman kuliah saya bernama Adrian Faisal. Adrian ini kepribadiannya bagus, openminded, juga dapat memberikan saran yg baik pada saat ada yg meminta pendapatnya. Saya cukup dekat dengannya, karna kami memiliki kesamaan dalam hal menyukai Bahasa pemrograman, yaitu Java. Kemudian pada semester 5 saya mengetahui kalua ia masuk kedalam sebuah instansi yang berada di kampus, yaitu menjadi asisten di Laboratorium Teknik Informatika. Saya pun mengikutinya dan masuk juga pada semester 6. Sebenarnya ini adalah sebuah perubahan besar pada diri saya, yang sebelumnya enggan untuk masuk kesebuah organisasi atau instansi, jangan kan itu, berbicara dengan orang lain saja masih kurang, tapi saya mencoba untuk menjadi asisten di LabTI tersebut. Singkat cerita, pada saat itu saya berkenalan dengan para asisten yang sudah menjabat terlebih dahulu. Mereka baik, openminded, dapat diajak diskusi juga.

Mulai saat itu saya mulai keseharian saya sebagai Asisten LabTI. Tetapi karna saya masih baru jadi saya ditempatkan dibelakang kelas, yaitu bertugas untuk mencatat nilai dan mengoreksi Laporan Akhir yang telah dikerjakan oleh praktikan. Para asisten lama mengajari saya tentang bagaimana caranya dari mulai mengisi absen asisten sampai pada menginput nilai praktikan ke system. Kemudian saat memasuki semester baru, yaitu semester 7, dimana pada saat semester 7 terdapat mata kuliah praktikum Pengantar Kecerdasan Buatan. Nah, mata kuliah PKB ini adalah sebuah mata kuliah praktikum yang membahas tentang pemrograman prolog. Tapi pada saat itu SAP (Satuan Acara Perkuliahan) untuk PKB dirubah, bahasannya menjadi Artificial Intelligence, bukan lagi prolog. Para asisten ada yang menanggapinya dengan senang, gembira karna kita akan mempelajari tentang AI. Tetapi ada juga yang kurang senang atau biasa saja. Mulai saat itu kami para asisten dan asisten tetap melakukan pendalaman materi tentang AI dengan belajar Bersama di hari libur kuliah atau sebelum masuk perkuliahan. Saat itu saya rasa seru, karna kami sama sama mempelajari hal yang baru, sampai menyewa tempat di Depok untuk mendapatkan fasitilas yang memadai dan juga nyaman.

Pada saat belajar Bersama seperti itu, saya mendapat banyak sekali pelajaran dan juga perubahan dalam diri saya. Pertama saya yang background nya adalah seorang yang pendiam kemudian masuk ke sebuah instansi yang notabene mengutamakan public speaking untuk menyampaikan sebuah pemahaman ke orang lain, saya menjadi lebih banyak berbicara. Kemudian mendapatkan teman baru yang berbagaimacam karakteristiknya. Itu adalah pertama kali saya memahami bagaiamana ‘bekerja’ didalam team, atau sebagai team. Dengan tujuan yang sama kami belajar sepenuh hati demi untuk menyampaikannya ke praktikan kami. Kemudian pada saat praktikum PKB dimulai, saya pun kebetulan ikut menjadi PJ (Penanggung Jawab / pengajar) untuk beberapa kelas di tingkat 3 (saya sendiri tingkat 4). Ini juga adalah sebuah perubahan drastis pada diri saya, belum pernah sekalipun dalam hidup saya, saya mengajari orang, membayangkannya saja sudah ‘mengerikan’ untuk saya. Tapi dengan kerja keras dan bantuan teman teman asisten yang lain, akhirnya saya bisa dikatakan mampu untuk mengajar beberapa kelas dengan materi Machine Learning. Itu adalah sebuah pengalaman berharga untuk saya.

Sekilas tentang asisten LabTI. Mereka semua baik, mereka semua santun, mereka semua dapat diandalkan dalam masing masing bidang yang mereka kuasai. Mereka mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat saat dalam keadaan spontan. Apa yang menjadi masukkan mereka adalah sebuah masukkan yang sudah dipikirkan dari jauh jauh hari untuk kepentingan LabTI itu sendiri. Tapi, dalam sebuah instansi terdapat sisi baik dan buruk. Bukan dari instansinya, tapi dari beberapa anggota. Misalnya ada beberapa yang memang telat datang untuk mengajar. Terlepas dari jarak rumah sampai ke kampus, datang tepat waktu adalah sebuah kewajiban untuk tiap masing masing anggota. Dengan alasan apapun, saya rasa lebih baik untuk mementingkan praktikan daripada kepentingan sendiri yang notabene dapat ditunda. Kemudian terkadang ada miscommunication antara asisten satu dengan yang lainnya. Misalnya jika salah satu asisten tidak dapat berjaga atau melakukan tugasnya dihari itu, maka dapat digantikan dengan asisten lain. Namum beberapa kali kadang terjadi miscommunication, yang dijadwalkan jaga wajib datang terlambat sedangkan asisten backup sudah tanda tangan absen. Sebenarnya hal hal seperti ini dapat dicegah atau dihindari dengan cara lebih sering berkomunikasi satu sama lainnya. 

Terlepas dari hal tadi, teman teman asisten saya semuanya dapat diandalkan. Mereka pintar di bidangnya masing masing. Entah itu website, desktop, mobile, jaringan, database dan lain lain. Mereka akan bekerja sama bila diperlukan. Mereka juga cepat tanggap terhadap sebuah masalah yang sedang terjadi. Bahkan masalah yang terjadi pada tiap tiap anggotanya. Masalah itu akan mereka bicarakan dan mendiskusikan jalan keluarnya tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan kemudian memberikan solusi kepada orang yang bersangkutan. Sehingga orang tersebut dapat melakukan rutinitasnya di LabTI dengan normal kembali. Itu adalah suatu bentuk kepedulian yang sangat berarti dan sangat penting yang harus ada didalam sebuah instansi atau team. Bekerja sama tidak mesti dengan yang ‘sepangkat’ atau ‘setingkat’. Karna di LabTI ini kami dari ‘atas’ sampai ‘bawah’ semua bekerja sama dengan baik. Menyatukan segala pemikiran untuk memberikan yang terbaik untuk kedepannya bagi LabTI, dan LabTI ini lah yang merubah kepribadian saya, menjadi orang yang lebih terbuka dengan orang lain, mengerti apa arti bekerja sama, megerti bagaimana mengambil keputusan secara cepat dan tepat, juga yang terpenting adalah membuat saya menjadi orang yang lebih ‘pede’ untuk berbicara didepan banyak orang, bahkan memberikan ilmu yang saya punya kepada mereka dengan harapan ilmu tadi dapat berguna dikemudian hari.

Terimakasih, LabTI 😊






Tidak ada komentar:

Posting Komentar