Nama saya Azzam Heranur dari kelas 4IA07. Saya akan berbagi
pengalaman saya semasa saya masih menjadi anggota LabTI (Laboratorium Teknik
Informatika, 2017-2018). Tetapi sebelum itu saya akan menceritakan sedikit
tentang diri saya.
Saya anak satu satunya dalam keluarga saya. Saya tumbuh
dengan baik di keluarga yg notabene mengenal agama islam dengan kental. Dari
kecil saya bersekolah di SD, SMP dan SMA Muhammadiyah 01 Cileungsi. Ya, selama 12
tahun saya menuntut ilmu ditempat yang sama, itu menjadikan saya juga dekat
dengan agama islam. Singkat cerita, saat saya masuk SMA, saya menjadi orang yang
lebih banyak diam ketimbang berbicara dengan orang disekitar. Kenapa? Karna cara
berbicaranya agak berbeda dengan orang lain dan membuat saya terkadang terbata
bata dalam berbicara. Karena itu saya tidak mempunyai banyak teman saat SMA. Kemudian
saat masuk diperkuliahan, saya masih tetap menjadi orang sama, pendiam dan
tidak pandai bergaul. Sampai pada saat saya kenal dengan teman kuliah saya
bernama Adrian Faisal. Adrian ini kepribadiannya bagus, openminded, juga dapat
memberikan saran yg baik pada saat ada yg meminta pendapatnya. Saya cukup dekat
dengannya, karna kami memiliki kesamaan dalam hal menyukai Bahasa pemrograman,
yaitu Java. Kemudian pada semester 5 saya mengetahui kalua ia masuk kedalam
sebuah instansi yang berada di kampus, yaitu menjadi asisten di Laboratorium
Teknik Informatika. Saya pun mengikutinya dan masuk juga pada semester 6. Sebenarnya
ini adalah sebuah perubahan besar pada diri saya, yang sebelumnya enggan untuk
masuk kesebuah organisasi atau instansi, jangan kan itu, berbicara dengan orang
lain saja masih kurang, tapi saya mencoba untuk menjadi asisten di LabTI
tersebut. Singkat cerita, pada saat itu saya berkenalan dengan para asisten
yang sudah menjabat terlebih dahulu. Mereka baik, openminded, dapat diajak
diskusi juga.
Mulai saat itu saya mulai keseharian saya sebagai Asisten
LabTI. Tetapi karna saya masih baru jadi saya ditempatkan dibelakang kelas,
yaitu bertugas untuk mencatat nilai dan mengoreksi Laporan Akhir yang telah
dikerjakan oleh praktikan. Para asisten lama mengajari saya tentang bagaimana
caranya dari mulai mengisi absen asisten sampai pada menginput nilai praktikan
ke system. Kemudian saat memasuki semester baru, yaitu semester 7, dimana pada
saat semester 7 terdapat mata kuliah praktikum Pengantar Kecerdasan Buatan. Nah,
mata kuliah PKB ini adalah sebuah mata kuliah praktikum yang membahas tentang pemrograman
prolog. Tapi pada saat itu SAP (Satuan Acara Perkuliahan) untuk PKB dirubah, bahasannya
menjadi Artificial Intelligence, bukan lagi prolog. Para asisten ada yang
menanggapinya dengan senang, gembira karna kita akan mempelajari tentang AI. Tetapi
ada juga yang kurang senang atau biasa saja. Mulai saat itu kami para asisten
dan asisten tetap melakukan pendalaman materi tentang AI dengan belajar Bersama
di hari libur kuliah atau sebelum masuk perkuliahan. Saat itu saya rasa seru,
karna kami sama sama mempelajari hal yang baru, sampai menyewa tempat di Depok
untuk mendapatkan fasitilas yang memadai dan juga nyaman.
Pada saat belajar Bersama seperti itu, saya mendapat banyak
sekali pelajaran dan juga perubahan dalam diri saya. Pertama saya yang
background nya adalah seorang yang pendiam kemudian masuk ke sebuah instansi
yang notabene mengutamakan public speaking untuk menyampaikan sebuah pemahaman
ke orang lain, saya menjadi lebih banyak berbicara. Kemudian mendapatkan teman
baru yang berbagaimacam karakteristiknya. Itu adalah pertama kali saya memahami
bagaiamana ‘bekerja’ didalam team, atau sebagai team. Dengan tujuan yang sama
kami belajar sepenuh hati demi untuk menyampaikannya ke praktikan kami. Kemudian
pada saat praktikum PKB dimulai, saya pun kebetulan ikut menjadi PJ (Penanggung
Jawab / pengajar) untuk beberapa kelas di tingkat 3 (saya sendiri tingkat 4). Ini
juga adalah sebuah perubahan drastis pada diri saya, belum pernah sekalipun
dalam hidup saya, saya mengajari orang, membayangkannya saja sudah ‘mengerikan’
untuk saya. Tapi dengan kerja keras dan bantuan teman teman asisten yang lain,
akhirnya saya bisa dikatakan mampu untuk mengajar beberapa kelas dengan materi
Machine Learning. Itu adalah sebuah pengalaman berharga untuk saya.
Sekilas tentang asisten LabTI. Mereka semua baik, mereka
semua santun, mereka semua dapat diandalkan dalam masing masing bidang yang
mereka kuasai. Mereka mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat saat dalam
keadaan spontan. Apa yang menjadi masukkan mereka adalah sebuah masukkan yang
sudah dipikirkan dari jauh jauh hari untuk kepentingan LabTI itu sendiri. Tapi,
dalam sebuah instansi terdapat sisi baik dan buruk. Bukan dari instansinya,
tapi dari beberapa anggota. Misalnya ada beberapa yang memang telat datang
untuk mengajar. Terlepas dari jarak rumah sampai ke kampus, datang tepat waktu
adalah sebuah kewajiban untuk tiap masing masing anggota. Dengan alasan apapun,
saya rasa lebih baik untuk mementingkan praktikan daripada kepentingan sendiri
yang notabene dapat ditunda. Kemudian terkadang ada miscommunication antara
asisten satu dengan yang lainnya. Misalnya jika salah satu asisten tidak dapat berjaga
atau melakukan tugasnya dihari itu, maka dapat digantikan dengan asisten lain. Namum
beberapa kali kadang terjadi miscommunication, yang dijadwalkan jaga wajib
datang terlambat sedangkan asisten backup sudah tanda tangan absen. Sebenarnya hal
hal seperti ini dapat dicegah atau dihindari dengan cara lebih sering berkomunikasi
satu sama lainnya.
Terlepas dari hal tadi, teman teman asisten saya semuanya
dapat diandalkan. Mereka pintar di bidangnya masing masing. Entah itu website, desktop,
mobile, jaringan, database dan lain lain. Mereka akan bekerja sama bila
diperlukan. Mereka juga cepat tanggap terhadap sebuah masalah yang sedang
terjadi. Bahkan masalah yang terjadi pada tiap tiap anggotanya. Masalah itu
akan mereka bicarakan dan mendiskusikan jalan keluarnya tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan kemudian memberikan
solusi kepada orang yang bersangkutan. Sehingga orang tersebut dapat melakukan rutinitasnya
di LabTI dengan normal kembali. Itu adalah suatu bentuk kepedulian yang sangat berarti dan sangat penting yang harus ada didalam sebuah instansi atau team. Bekerja sama tidak mesti dengan yang ‘sepangkat’
atau ‘setingkat’. Karna di LabTI ini kami dari ‘atas’ sampai ‘bawah’ semua
bekerja sama dengan baik. Menyatukan segala pemikiran untuk memberikan yang
terbaik untuk kedepannya bagi LabTI, dan LabTI ini lah yang merubah kepribadian
saya, menjadi orang yang lebih terbuka dengan orang lain, mengerti apa arti
bekerja sama, megerti bagaimana mengambil keputusan secara cepat dan tepat, juga
yang terpenting adalah membuat saya menjadi orang yang lebih ‘pede’ untuk berbicara
didepan banyak orang, bahkan memberikan ilmu yang saya punya kepada mereka
dengan harapan ilmu tadi dapat berguna dikemudian hari.